Surfing dan Lanskap Alam Indah Pantai Krakal Gunungkidul



Pantai Krakal Gunungkidul adalah salah satu di antara destinasi wisata pantai Gunungkidul yang populer. Pantai ini adalah tempat surfing yang menarik bagi para peselancar selain pula memiliki lanskap alam yang menawan.

Pantai Krakal Gunungkidul seungguhnya telah dikenal sejak lama, bahkan jauh sebelum Pantai Indrayanti, Pantai Jogan, Pantai Baron, atau Pantai Pok Tunggal menjadi ramai dengan kunjungan para penikmat perjalanan.

Sejumlah pihak menyebutkan bahwa Pantai Krakal memiliki spot paling indah di antara sederet pantai yang membentang di pesisir Gunungkidul.
Di Pantai Krakal, Anda dapat menemukan pantai yang begitu landai dengan taburan pasir putih yang terhampar luas. Air laut yang jernih serta hempasan ombak yang berirama menambah keindahan panorama pantai tersebut.
Anda akan membutuhkan waktu perjalanan selama 2,5 jam untuk dapat tiba di lokasi pantai ini jika perjalanan dimulai dari pusat Kota Yogyakarta. Di sepanjang jalan menuju Pantai Krakal, terdapat deretan warung makan yang menawarkan sajian menu khas Jogja serta makanan olahan hasil laut.

Lanskap Pantai Krakal Gunungkidul

Di Pantai Krakal Gungkidul, terdapat batu-batu karang yang berdiri kokoh di sepanjang pantai. Uniknya, bebatuan karang tersebut dihuni ribuan ikan karang yang berwarna-warni.
Beberapa spesies ikan tersebut, misalnya Damselfish dengan ciri khas warna kuning dan sedikit aksen biru di punggungnya.

 Ada lagi yang disebut ikan Butterflyfish yang oleh penduduk lokal disebut sebagai ikan Kepe-kepe dengan warna garis-garis biru tua bercampur biru muda. Selain itu, ada pula kelompok ikan-ikan kecil berwarna biru yang bermain di sela-sela karang.

Batu-batu karang di Pantai Krakal Gunungkidul menghadirkan kekhasan yang menarik untuk dieksplorasi. Anda dapat berjalan-jalan di deretan bebatuan karang yang menyembul ke permukaan laksana membentuk jalan setapak yang membelah lautan.
Untuk menyusuri deretan batu karang ini, Anda harus mengenakan alas kaki sebab sebagian batu ada yang bertekstur cukup runcing dan tajam. Dari bongkahan batu karang ini, Anda dapat menyaksikan para nelayan yang asyik dengan joran mencari lokasi strategis untuk memancing.
Tetapi, ada banyak di antara nelayan tersebut yang justru lebih suka menyelam mencari umbal. Umbal adalah sejenis binatang laut berbentuk kecil yang hidup menempel di batuan karang. Umbal kecil-kecil ini biasanya diolah warga lokal menjadi makanan rempeyek yang gurih.
Selain panorama alamnya yang menawan, gelombang ombak di Pantai Krakal Gunungkidul juga disukai para peselancar. Setiap hari, terdapat wisatawan yang terlihat asyik berselancar di sana, menari-nari di atas lidah ombak laut.
Para surfer biasanya berjalan terlebih dulu menuju deretan batu karang di lepas pantai untuk menyambut kedatangan ombak reef break yang disebut-sebut cukup menantang. Tetapi ada yang patut diketahui, dasar lautnya banyak didominasi bebatuan karang yang menuntut para surfer harus ekstra hati-hati.
Kegiatan surfing bukanlah jenis olahraga yang populer di tengah-tengah warga lokal. Jika Anda ingin berselancar di pantai ini, Anda harus membawa papan surfing sendiri sebab di sekitar pantai tidak tersedia rental surfboard.

Hotel di Pantai Krakal Gunungkidul

Di kawasan Pantai Krakal terdapat sejumlah hotel dengan tarif yang terbilang murah. Keberadaan hotel dekat Pantai Krakal Gunungkidul ini menguntungkan bagi para surfer yang menginap sembari menunggu ombak terbaik untuk berselancar. Dengan demikian, para wisatawan tidak perlu membawa tenda atau perlengkapan berkemah.

Rute Perjalanan ke Pantai Krakal

Rute perjalanan ke Pantai Krakal Gunungkidul memiliki arah yang sama dengan rute ke Pantai Baron atau Pantai Kukup. Dari pusat Kota Yogyakarta, ambilah arah menuju Wonosari. Memasuki kota Wonosari, Anda akan melewati tiga lampu merah, kemudian berbeloklah ke kanan, lalu ikuti jalan lurus sampai Anda menjumpai papan petunjuk arah.
Arah ke kiri adalah arah menuju Pantai Sundak, Pantai Siung, dan Pantai Wediombo. Anda tinggal ambil lurus saja sebagaimana papan petunjuk arah menuju Pantai Krakal, Baron, dan Kukup.

INDAHNYA Embung Banjaroya Waduk Mini Kalibawang Kulonprogo


Waduk Mini Kalibawang atau Embung Banjaroya merupakan wisata alam berbentuk waduk berukuran mini yang ada dan dibangun di daerah kalibawang, perbukitan menoreh kulon progo yogyakarta. Wisata alam ini letaknya di Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten KulonProgo, Yogyakarta. Tepatnya di Kulon Progo bagian utara. Seperti Waduk Mini Kleco yang ada di Girimulyo, waduk mini ini juga berada di daerah perbukitan.  Jika cuaca cerah di pagi hari maupun sore hari melalui waduk ini kita dapat melihat Gunung Merapi dan Merbabu lebih dekat. Di sore hari kita dapat menikmati matahari terbenam, walaupun matahari tertutup oleh bukit saat terbenam, tapi kita dapat menikmati senja sore hari. Obyek wisata ini cocok sebagai tempat berwisata bersama keluarga maupun remaja yang ingin menikmati keindahan alam. Ada yang menarik di waduk mini ini, yaitu terdapat patung durian berukuran besar yang diletakkan di pintu masuk waduk. Patung ini digunakan sebagai simbol bahwa daerah kalibawang adalah sentra durian menoreh terbaik. Jika musim durian tiba, sering diadakan festival durian di daerah kalibawang ini. Untuk rute jalan menuju Embung Kalibawang ini lebih mudah daripada waduk mini Kleco.









Rute Jalan atau Peta Menuju Embung Kalibawang :
Dari jogja = Jl. Godean - ke barat - sungai progo - lampu merah kenteng - belok kanan - Jl. Magelang kalibawang - REST AREA PASAR BENDO DUSUN POTRONALAN - belok kiri lurus naik keatas.
Dari Magelang = Jl. Magelang Kalibawang - REST AREA PASAR BENDO DUSUN POTRONALAN - balok kanan naik keatas.

Peta jalan Embung Banjaroya Kalibawang KulonProgo :

  
Dari arah kota Yogyakarta maupun Magelang arah tujuan pertama adalah daerah Kalibawang KulonProgo. Ketika anda sampai di REST AREA PASAR BENDO DUSUN POTRONALAN, disamping pasar ada jalan menaik, anda masuk ke jalan itu dan ikuti sampai atas. Letak waduk mini kalibawang ada di kiri jalan. Jalan kesana hanya ada satu jalur jadi anda tidak usah takut tersesat.
Jika dilihat dari google map Android jalan yang berwarna kuning angka 14 adalah jalan yogyakarta - Semarang atau yogyakarta - Magelang.

Wisata Goa Pindul Gunung Kidul



Wilayah perbukitan kars seakan menjadi ciri daerah Gunungkidul yang banyak menyimpan sejuta pesona keindahan alam untuk wisata minat khusus. Sebut saja Cavetubing yang merupakan olah raga menyusuri gua dengan menggunakan peralatan seperti perahu, karet atau band dalam. Goa Pindul sendiri merupakan salah satu dari rangkaian tujuh goa dialiri oleh air dari sungai bawah tanah di daerah Bejiharjo. Lorong goa ini mempunyai panjang sekitar 300 m dan lebar 5 m. Jarak permukaan dengan atap gua 4 m, kedalaman air 5 m. Sungai bawah tanahh di Gua Pindul in sangat cocok untuk tempat cavetubing bagi segala usia karena aliran air yang sangat tenang.
Penamaan gua tersebut dengan sebutan Pindul ternyata memiliki cerita sejarah. Berawal dari kisah Joko Singlulung yang sedang mengembara merambah hutan lebat , menyusuri sungai hingga keluar masuk gua untuk mencari bapaknya. Sewaktu menyusuri gua yang memiliki aliran air di bawahnya, kepala Joko terbentur sebuah batu besar yang berada dalam gua. Sejak kejadian itu, goa tersebut dikenal menjadi Gua Pindul
Saat wisatawan memasuki Desa Bejiharjo, anda dapat melihat bahwa air ditempat ini sangat melimpah. Parit yang mengelilingi areal persawahan nampak penuh mengalir yang selanjutnya masuk ke dalam sawah-sawah penduduk yang menandakan daerah ini tidak pernah mengalami kekeringan. Setelah anda menyusuri jalan desa tak lama kemudian akan menemukan sampai di Goa Pindul.
Air jernih keluar dari mulut goa yang terletak di kaki bukit mengalir berwarna biru kehijauan kemudian mengalir masuk ke mulut goa yang cukup lebar.. Goa tempat air masuk tersebut yang disebut Goa Pindul. Sebelum memasuki goa, anda akan mendapat penjelasan tentang hal boleh ataupun yang tidak boleh dilakukan saat memasuki goa tersebut.
Wisata Goa Pindul Gunung Kidul menawarkan wisata cave tubing goa pindul yang terkenal dengan tarif yang murah untuk menikmati sensasi berenang di lorong goa yang panjang.  Rafting cave tubing sangat mudah dilakukan karena aliran sungai bawah tanah tersebut sangat tenang sehingga sangat nyaman berlama-lama. Saat mulai memasuki mulut goa pindul sesekali mendengar kepakan sayap kelelawar yang memang menempati tempat tesebut. Berbagai ukuran stalagmit dan stalagmit ikut menghiasi dalam goa. Terdapat sebuah stalagmit dan stalagtit yang sudah menyatu yang berukuran cukup besar yang menghalangi aliran air. Ukuran pilar tersebut sampai 5 orang rentangan orang dewasa.
Menyusuri lorong yang terdapat dalam gua anda akan menemukan sebuah ruangan yang cukup lebar yang terlihat seperti genangan kolam yang luas. Pada tempat tesebut terdapat lubang yang cukup lebar sehingga sinar matahari dapat mesuk kedalam goa. Seringkali lubang ini dipakai untuk pintu masuk goa secara vertikal oleh Komunitas Pecinta Alam, tim SAR dan sebagainya. Begitu anda keluar melewati mulut goa, anda akan menyaksiakan pemandangan dan panorama Bendungan Banyumodo yang teryata sudah dibangun sejak zaman belanda



Lokasi
Wisata goa  Pindul Gunung Kidul ini terletak di Dusun Gelaran I, Desa Bejiharjo. Karangmojo, Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Akses
Wisatawan yang mengunakan kendaraan pribadi dari Yogyakarta dapat menuju Wonosari yang merupakan Ibukota Gunungkidul. Selanjutnya sesampainya di jalur lingkar berbelok kekiri dan mengikuti jalan raya menuju Karangmojo. Selanjutya anda sampai di perempatan Argopolitan, sekali lagi berbelok kekiri mengikuti jalan desa dan sampailah anda ke Desa Bejiharjo dan Dusun Gelaran yang tak jauh dari tempat tersebut.
Bagi anda yang mnggunakan jalur angkutan kendaraan umum dapat menaiki bus jurusan Jogja-Wonosari. Setelah sampai anda mencari jasa ojek yang akan mengatar anda ke Dusun Gelaran I
Harga Tiket
Untuk memasuki obyek wisata ini, pengunjung tidak dikenakan biaya. Wisatawan yang sudah membawa sendiri perlengkapan cavetubing tidak perlu membayar apa-apa. Namun bagi wisatawan yang baru pertama kalinya maka untuk melakukan cavetubing harus menyewa peralatan yang disediakan oleh pengelola. Selain itu disediakan juga pemadu yang akan mengiringi perjalanan anda ke dalam gua.
Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada tempat ini yang sudah merupakan daerahh tujuan wisata antara lain : penyewaan peralatan cave tubing ( ban dalam, jaket pelampung, senter penerang ), pemandu, homestay berupa rumah khas penduduk yang dindingnya terbuat dari bambu. Selanjutnya fasilitas lain yang menunjang kenyamanan wisatawan seperti tempat parkir, toilet, rumah makan, pemancingan dan lain-lain.
Wisata Goa Pindul Gunung Kidul ini adalah wisata paling populer di Gunungkidul. Bagi anda yang berminat untuk olahraga petualangan ini .Bisa dijadikan tour wisata jogja anda . Silahkan pilih paket wisata yang anda inginkan.Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.

Bukit Gupit, Menikmati Pantai Selatan Jogja Dari Ketinggian


Mau menikmati indahnya pantai selatan dari ketinggian atau diatas bukit? Mudah, mendakilah di atas Bukit Gupit.  Mungkin bagi anda menikmati pantai tak lengkap rasanya jika tidak menyentuh air laut secara langsung. Tidak puas pula jika tak mandi di pantai dan berbasah-basahan menikmati deburan ombak yang menerpa anda. Memang asyik sekali jika bermain air dipantai apalagi diwaktu pagi maupun sore hari ketika cuaca tidak terlalu panas.
Mungkin anda sudah terlalu sering mengunjungi pantai Parangtritis, pantai ini memang sangat terkenal baik wisatawan lokal maupun mancanegara.  Di pantai ini juga sering diadakan event-event tiap tahunnya seperti event tahun baru, labuhan, dan masih banyak lagi. Dari dulu hingga sekarang pantai Parangtritis tetap terkenal dan banyak dikunjungi wisatawan.
Lalu bagaimana cara menikmati pantai Parangtritis dan pantai selatan dari atas bukit? Bisa! Jika anda pernah ke pantai Parangtritis silahkan tengok pada sisi timur pantai parangtritis. Disana ada sebuah bukit yang membentang dan selalu menjadi background jika berfoto-foto dari pantai parangtritis.  Lalu bagaimana jika hendak naik ke atas bukit tersebut?
Ya, anda bisa menikmati keindahan alam dari atas bukit yang disebut Bukit Gupit Giricahyo. Bukit ini masuk di wilayah desa Giricahyo Gunungkidul. Sementara untuk parangtritis sudah masuk di wilayah bantul. Desa Giricahyo ini memiliki 7 Padukuhan, yaitu Padukuhan Gabug, Padukuhan Wuni, Padukuhan Karangtengah, Padukuhan Jurug, Padukuhan Nglumbung, Padukuhan Jati dan Padukuhan Jambu.
Untuk menuju ke Bukit Gupit Jika anda dari Parangtritis maka anda bisa ambil ke arah kiri menuju jalan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Jalan ini merupakan jalan penghubung antara jalan Bantul atau Parangtritis dan menuju ke pantai-pantai di gunungkidul. Jarak dari pantai Parangtritis hingga ke bukit Gupit sekitar 3 kilometer lebih. Anda tidak perlu membayar tiket masuk wisata di Bukit Gupit ini. Sebenarnya Bukit Gupit ini sering dipakai untuk start olahraga paralayang. Jika anda datang dari arah parangtritis anda hanya membayar tiket masuk wisata parangtritis saja.  Jika hendak kesana jangan segan-segan untuk tanya kepada penduduk sekitar, karena mereka akan dengan senang hati menunjukkan arah menuju bukit Gupit ini.
Bagi para pecinta olahraga Gantole atau paralayang di  Yogyakarta maka bukit Gupit ini tak asing lagi bagi mereka. Karena pastinya sudah sangat sering mengunjungi lokasi ini untuk latihan paralayang. Tempat ini memang cocok untuk olahraga paralayang bahkan pernah digunakan event bertaraf nasional yaitu Jogja Air Show 2014.

Jika anda sudah menikmati Bukit Gupit ini maka disekitar bukit ini juga terdapat situs-situs peninggalan bersejarah seperti Candi Gembirowati, Sendang Beji dan pasanggrahan Gembirowati. Adalagi Goa Lengse yang juga tak kalah fenomenal. jadi jika anda berkunjung ke pantai parangtritis sempatkan pula untuk menikmati keindahan pantai selatan jawa dari atas Bukit Gupit sebagai alternatif wisata di Jogja.

Cavetubing Kalisuci, Mencumbu Jeram di Perut Bumi


Kalisuci merupakan tempat terbaik untuk menjajal aktivitas cavetubing. Arus sungai yang deras lengkap dengan jeram akan menjadikan petualangan Anda semakin menarik. Pemandu berpengalaman dan peralatan standar yang digunakan membuat aktivitas ini aman dilakukan oleh siapa saja yang berusia di atas 5 tahun.
Bagi Anda yang mengaku petualang atau penggemar aktivitas yang memacu adrenalin, Kalisuci merupakan salah satu destinasi wisata di Yogyakarta yang wajib Anda sambangi. Terletak di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Kawasan Kalisuci menjanjikan petualangan yang tak kan terlupa.
Cavetubing alias menyusuri sungai yang mengalir di perut bumi menggunakan ban dalam adalah sajian utama obyek wisata ini. Sebagai wisata cavetubing pertama di Indonesia dan yang ketiga di dunia, Cavetubing Kalisuci didukung oleh deretan guide berpengalaman dan peralatan yang memenuhi standar.
Sebelum memulai pengarungan, Anda wajib mengenakan peralatan standar seperti jaket pelampung, helm, serta pelindung kaki. Setelah briefing singkat dari pemandu, kini saatnya wisatawan mempersiapkan diri untuk mengarungi sungai. Jika memiliki cukup nyali, Anda bisa memulai petualangan ini dengan melompat ke sungai dari atas tebing. Namun jika tidak berani, tersedia jalan setapak untuk sampai di dasar sungai.

Dua Gua di Kali Suci

Menggunakan ban dalam, wisatawan akan diajak untuk mengarungi sungai yang mengalir di dalam gua. Istimewanya, di Kalisuci tidak hanya melewati satu gua, melainkan dua gua yang gulita. Satu-satunya penerang hanyalah cahaya yang berasal dari headlamp.
Aktivitas cavetubing ini akan semakin asyik dan menantang tatkala bertemu dengan jeram-jeram liar. Anda harus benar-benar mematuhi petunjuk pemandu supaya tidak terbalik saat harus melewati jeram tersebut. Selain jeram-jeram yang menantang, di Kalisuci juga terdapat batu gajah tepat di mulut keluar gua. Jika energi Anda masih ada dan punya cukup nyali, silahkan memanjat batu berukuran besar tersebut dan berfoto diatasnya.

Tarif Cavetubing Kalisuci

Tertarik untuk cavetubing di Kalisuci?. Tarif cavetubing Kalisuci sebesar Rp 70.000 sudah termasuk fasilitas pemandu, peralatan, dan makan 1 kali setelah pengarungan. Wisata Cavetubing Kalisuci akan ditutup saat curah hujan tinggi guna menghindari banjir sekaligus pemeliharaan ekosistem gua. Karena itu bagi Anda yang hendak berwisata ke Kalisuci disarankan untuk reservasi lebih dulu, bisa melalui kami.

Umbul Ponggok – Tempat Asyik Untuk Berenang, Snorkeling, Hingga Diving


Umbul Ponggok merupakan sebuah kolam alami yang dikembangkan menjadi wisata tirta yang cukup terkenal di Klaten. Aneka ikan warna-warni yang hidup di Umbul Ponggok dan dasar kolam yang indah menjadikannya sebagai lokasi favorit snorkeling. Tak hanya itu, Umbul Ponggok juga sering menjadi tempat latihan diving.
Snorkelling merupakan wisata air yang menyenangkan dan memiliki efek relaksasi. Untuk melakukan aktivitas ini wisatawan harus pergi ke laut dengan perairan yang tenang dan memiliki terumbu karang dan hewan laut yang indah. Karena itu aktivitas ini hanya bisa dilakukan oleh kalangan terbatas, sebab tidak semua laut bisa digunakan untuk snorkelling.
Namun Anda yang tidak memiliki kesempatan untuk snorkelling di taman-taman laut yang indah, kini di Klaten terdapat lokasi snorkelling yang asyik. Anda tak perlu takut terbawa gelombang, sebab tempat snorkelling kali ini bukanlah laut melainkan sebuah sumber mata air alami yang segar dan sangat jernih bernama Umbul Ponggok. Kolam alami ini sudah ada sejak zaman Belanda, dengan ukuran 50 x 25 meter dan kedalaman rata-rata 1,5 – 2,6 meter tempat ini cocok digunakan untuk lokasi snorkelling.

Berbeda dengan kolam renang yang dasarnya berupa lantai keramik, dasar Umbul Ponggok masih sangat alami berupa hamparan pasir nan luas, bebatuan, dan ribuan ikan warna-warni sehingga suasananya benar-benar seperti di bawah laut. Meski dipenuhi ikan, air di Umbul Ponggok ini tidak amis sebab airnya mengalir terus.
Selain sebagai tempat snorkelling, Umbul Ponggok juga kerap dijadikan lokasi latihan diving bagi penyelam pemula sebelum mereka benar-benar menyelam di laut. Bagi wisatawan yang tidak bisa berenang maupun tidak ingin snorkelling bisa naik perahu kayuh dan mengelilingi umbul. Sedangkan bagi anak-anak tersedia kolam berukuran pendek yang bisa dijadikan lokasi berenang maupun sebatas bermain air.

Lokasi dan Harga Tiket Umbul Ponggok

Umbul Ponggok terletak di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Dari Yogyakarta bisa ditempuh kurang lebih 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Umbul Ponggok buka setiap hari mulai pukul 07.00 – 17.00 WIB.
Untuk masuk ke Umbul Ponggok wisatawan wajib membayar biaya retribusi sebesar Rp 5.000 per orang. Bagi wisatawan yang ingin snorkeling namun tidak membawa peralatan, di Umbul Ponggok juga terdapat tempat penyewaan snorkeling. Berikut daftar harganya: kaki katak Rp 5.000, snorkel, Rp 10.000, pelampung Rp 5.000, ban Rp 5.000.

Tips Memotret di Umbul Ponggok

Salah satu hal yang harus dilakukan saat berada di Umbul Ponggok adalah melakukan sesi pemotretan di dalam air. Bagi wisatawan yang tidak memiliki kamera underwater tidak perlu khawatir. Di Umbul Ponggok terdapat jasa penyewaan kamera underwater dengan tarif Rp 60.000 untuk 30 menit dan Rp 100.000 untuk satu jam. Jika ingin pemotretan yang berkonsep, di tempat ini juga terdapat jasa pemotretan underwater dengan harga relatif murah.
Jika ingin melakukan pemotretan di Umbul Ponggok, wisatawan disarankan datang pada hari Senin – Jumat pukul 07.00 – 09.00 WIB atau pukul 14.00 – 16.00 WIB. Sedangkan pada akhir pekan Sabtu – Minggu untuk hasil yang memuaskan disarankan datang pukul 07.00 – 09.00 WIB. Pemotretan di pagi atau sore hari akan menghasilkan gambar yang lebih bagus karena air umbul lebih jernih dan sinar matahari masih dari samping bukan tepat di atas kepala. Selain itu pada siang hari jumlah pengunjung biasanya jauh lebih banyak sehingga tidak bisa leluasa mencari spot foto yang bagus.

Menguji Nyali Dengan Naik Kereta Gantung di Pantai Timang

Sebenarnya di daerah sekitar Yogyakarta, ada banyak sekali obyek wisata yang menarik dan unik. Hanya saja, banyak dari obyek wisata ini yang keberadaannya belum diketahui oleh banyak orang. Bahkan, ada beberapa obyek wisata yang bahkan belum pernah didengar oleh sebagian besar orang yang tinggal di Yogyakarta. Salah satu obyek wisata menarik yang keberadaannya belum banyak diketahui, baik oleh wisatawan maupun orang yang tinggal di Yogyakarta, adalah Pantai Timang. Pantai ini terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul. Jarak pantai ini dari kota Wonosari sekitar 35 km.



Ada banyak alasan kenapa Pantai Timang belum banyak dikenal atau bahkan diketahui keberadaannya. Salah satunya mungkin karena untuk menemukan pantai ini saja cukup sulit. Jika kita datang dari kota Wonosari, kita harus menyusuri Jl Baron. Setelah sampai di pertigaan Mulo, kita harus belok ke kiri, ke jalan yang menuju ke Pantai Siung. Sebelum sampai ke Pantai Siung, kita akan menemukan Pasar nDakbong. Dari pasar ini, kita harus bertanya ke penduduk setempat karena memang belum ada papan penunjuk jalan menuju ke Pantai Timang. Jalan yang menuju ke Pantai Timang bukanlah jalan yang beraspal mulus. Jalan yang harus dilewati adalah jalan sepanjang sekitar 5 km yang mungkin akan terasa menarik bagi para penggemar off road.
Lalu jika memang Pantai Timang sangat sulit untuk dijangkau, untuk apa kita pergi kesana? Sebenarnya yang menarik dari Pantai Timang bukan hanya pemandangan di pantai itu sendiri. Tapi, di Pantai Timang, kita dapat naik kereta gantung. Kereta gantung ini bukanlah kereta gantung sembarangan. Kereta gantung ini adalah kereta gantung yang menghubungkan antara daratan dengan batu karang besar di laut. Biasanya, para nelayan yang menyeberang ke batu karang besar tadi kemudian memancing, atau memasang alat untuk menangkap udang lobster. Tapi tunggu dulu. Anda jangan membayangkan sebuah kereta gantung yang dibuat dengan teknologi moderen dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas keamanan. Kereta gantung ini hanyalah kereta gantung yang dibuat dengan cara tradisional, dan menggunakan tali tambang.
Menaiki kereta gantung di Pantai Timang cukup menegangkan. Bayangkan saja, kita harus bergelantungan di sebuah kereta gantung yang dibuat secara tradisional, dan dibawah kita adalah laut yang terkadang percikan airnya cukup besar untuk membuat kita basah. Selain itu, perlu diingat bahwa karena pantai ini memang belum menjadi obyek wisata yang resmi, tidak ada jaminan keselamatan dan asuransi. Jadi, ini benar-benar uji nyali. Tidak ada tiket masuk yang harus dibeli untuk masuk ke Pantai Timang. Jadi, dapat dimaklumi jika disana tidak ada fasilitas apapun. Bahkan tempat untuk memarkir mobil saja belum ada. Tapi, untuk naik kereta gantung yang ada disana, tentunya kita harus membayar kepada pemiliknya.

SENDANG NGEMBEL: Wisata Baru Lagi di Jogja

Sendang  yang berada di Dusun Beji Wetan, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul ini. Namun dulu, tempat ini tidak sebagus seperti sekarang ini. Tempat ini sudah mulai dibangun dan ditata karena setiap harinya banyak dikunjungi orang dan menjadi semacam tempat wisata baru di Jogja. Letak Sendang Ngembel sangat mudah dijangkau baik menggunakan sepeda, sepeda motor atau bahkan mobil.


Sendang Ngembel sendiri adalah sebuah mata air alami yang menjadi salah satu sumber irigasi untuk sawah-sawah yang ada disekitar termpat ini. Sendang Ngembel berbentuk nyaris bundar dan dikelilingi oleh banyak pohon gayam besar yang hijau dan rindang. Pohon tersebut dipercaya bisa menangkap dan menyimpan air selama musim hujan.

Ditengah Sendang Ngembel terdapat semacam pulau kecil yang ditumbuhi oleh 3 pohon cemara. Luas tempat tersebut hanyalah sekitar 2,5 x 2,5 m. Ditengah pulau kecil tersebut terdapat sebuah benda semacam meja yang terbuat dari batu. Menurut masyarakat sekitar, benda tersebut merupakan tempat untuk menaruh sesaji. Tempat ini sudah ada sejak Ki Ageng Mangir berkuasa ditempat ini. Pulau kecil ini dihubungkan oleh sebuah jalan setapak kecil dari pinggiran Sendang Ngembel.

Saat ini Sendang Ngembel sudah dilengkapi dengan beberapa gazebo yang dipakai oleh pengunjung untuk bersantai sambil menikmati sejuknya udara ditempat ini. Untuk menuju ke Sendang Ngembel dari Kota Jogja bisa mengambil rute melewati Kasongan menuju Desa Wisata Krebet. Setelah itu tinggal ikuti jalan lurus aja dari Desa Krebet menuju ke LP Pajangan. Banyak papan petunjuk yang bisa ditemukan dipinggir jalan sekarang. 

MELIHAT KEASRIAN AIR TERJUN Sri Gethuk dari puncak Tri Panjung, Dlingo, Bantul

Tri Panjung atau Sri Tanjung sebuah nama yg terletak di Dlingo yg sedang hits akhir2 ini. Sebuah tempat yang bisa melihat keasrian sri gethuk

Tujuan kita si sama kaya mereka, penasaran sama tempat ini yang katanya keren banget Rute yg kita pakai dari Pleret ke Dlingo melewati jalan cino mati. well tanjakannya disini meeen.. ikuti jalan terus sampai ketemu perempatan yg kalo belok kiri arah ke Pathuk (radio GCD), kanan ke Hutan Pinus. Nah kita ambil terus soalnya mau kearah Dlingo. Lurus terus ikuti jalan itu aja (kalo ketemu persimpangan pokoknya ambil jalan yg besar) sampe pertigaan yg ada petunjuknya kalau kiri arah Wonosari, lurus arah mangunan/imogiri. kita ambil yg kiri arah wonosari, lurus ikuti jalan nanti ada plakat “Tri Panjung” (patokannya dekat kuburan..hiii) belok kanan ikutin jalan terus sampai mentok..jangan kwatir setelah masuk jalan ini pertama emang aspalan alus..lama-lama cuma cor blok 2 sisi khas Jalanan Pedesaan.hee
30 menit kita tempuh dan sampailah kita disaat yang berbahagia Yak sampe sana siang dan panas, tp santai tidak sepanas hatimu yg merindukan dia hahaha. Ada dua tempat yang bisa kita kunjungi, satu untuk melihat lebih dekat dg aliran sungai sri gethuk (sebrangnya) satu lagi puncak utama.
Kita berkunjung ke tempat yang pertama, dr tempat parkir kekiri menuruni tangga yg sudah dibuat sedemikian rupa, sambil menikmati pegunungan nan elok ..



Melewati jalan setapak akhirnya bisa melihat lebih dekat dg Sri Gethuk dari wilayah Bantul secara sebrang sungai sudah masuk Gunung Kidul hahaha

Hati2 ya, jalan sempit, sampingnya ky jurang kecil arah sungai, bisa tratapan kalo pas2an sm orang, kalo jalan sm pacar boleh tu gandengan sm pacar, kalo sendirian ya gandeng ranting2 pohon aja hahaha
Selanjutnya kita kembali keatas, menaiki tangga dan menuju tempat yg kedua, kalo dr tempat parkir arah lurus. Mendaki gunung lewatin perkebunan jagung , yang lebih menakjubkan adalah pemandangannya yg sangaat kereennn
Sri Gethuk pun nampak, bahkan sumber airnya nampak.. well bgt pokoknya, ini malah lebih bagus dr yg pertama td..
Sayang sekali cuaca tidak mendukung, hujan semakin deras, jalan semakin lengket dan licin, pertanda saatnya pulang, padahal pengennya disana, belum puas menikmati keindahan alamnya kecewanya lebih berat ini drpd diboongin pacar
Ya kira2 itulah secuil kisah klasik kita  tentang suguhan pemandangan yang indah dari puncak Dlingo, luar biasa  Semoga berkenan, selamat berkunjung.

BATARA SRITEN “EMBUNG DI ATAS AWAN”

 Meresapi Pesona Tampungan Air Raksasa Tertinggi di Gunungkidul 



Jogjakarta seolah merupakan kota wisata yang tak pernah habis untuk KIta bicarakan. Berbagai tempat wisata unik, murah meriah, dengan panorama luar biasa indah yang bisa kita sambangi dan melekat dalam sanubari kita. Nah, sebentar lagi liburan panjang. Ke mana enaknya, ya? kita mengajak  semua meluncur ke tempat yang wah sekali: Embung Batara Sriten di Gunungkidul.
APA ISTIMEWANYA EMBUNG INI?
Embung bisa kita artikan sebagai tampungan air raksasa. Air hujan yang biasa langsung meresap cepat ke tanah karst atau berkapur di Gunungkidul akan ditampung ke sebuah waduk buatan sehingga waktu musim kemarau warga tercukupi kebutuhan airnya.
Embung Batara Sriten yang terletak di Padukuhan Sriten Desa Pilangrejo Kecamatan Nglipar Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakart dengan koordinat GPS  S7°49’56″ E110°37’54″, berada di ketinggian 896 meter di atas permukaan air laut yang merupakan puncak tertinggi di Gunungkidul disebut Puncak Magir.
Bisa kita bayangkan jika embung raksasa ini seperti tampungan air raksasa di atas awan. Daerah yang akan diproyeksikan sebagai pusat kebun manggis dan kelengkeng ini mampu menghadirkan pesona pemandangan 360 derajat yang kita bisa menikmati persawahan, perbukitan, dan beberapa tempat seperti Klaten, Rawa Jombor, Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Sleman, Gunungkidul, Yogyakarta.

MENUJU EMBUNG RAKSASA BAGAIMANA?
Jiwa petualang kita akan teruji untuk mencapai Embung Batara Sriten. Jalur menuju lokasi yang berbukit bukit menuntut kita untuk mengecek terlebih dahulu kondisi motor atau mobil yang dikendarai menuju sana. Jangan lupa untuk berangkat lebih pagi agar menemui matahari terbit atau kalau ingin mencermati momen matahari tenggelam juga bisa kita atur jadwal keberangkatannya.
Rute yang bisa kita lalui untuk mencapai embung di antaranya sebagai berikut:
1. Jalur Watu Ondo
Mulai dari Desa Pilang Rejo, kita naik lewat saluran irigasi Kali Ngaseban. Setelah itu menyeberangi jembatan dan naik ke Watu Ondo. Jalur ini sering digunakan warga Sriten menuju pasar. Panjang rutenya sekira tiga kilometer.
2. Kali Ngaseban
Jalur ini jika kita pilih harus mendapat kawalan dari pemandu terampil karena harus menyusuri Kali Ngaseban yang berujung di Puncak Magir. Namun, tracking ini sangat mengasyikkan karena sensasi berjalan yang sepanjang jalan akan menemui panorama yang mantap.
3. Miring Ngidul
Hati hati untuk rute ini karena jalurnya menanjak. Tempuhlah lewat Desa Kaligede sampai Puncak Magir dan kita menemui embung Batara Sriten.
4. Trosari
Jalur ini adalah Desa Katongan – Trosari – Puncak Magir. \
Selain itu, Kita bisa memilih Jalur Mbolang, Gunung Gambar, dan Gedang Sari. Atau biar lebih mudah ketika kita pakai motor atau mobil ambil rute ini:
Jogja » Jl. Wonosari » Piyungan » Bukit Patuk atau Bukit Bintang » Pertigaan Sambipitu ke kiri menuju arah Nglipar » Perkebunan Hutan Kayu Putih » Pertigaan sebelum Pasar Nglipar ke kiri » Jalan Nglipar-Ngawen » Kedungpoh » Pertigaan timur Kantor Kepala Desa Pilangrejo tepatnya Jl. Nglipar-Ngawen Km. 6,5 ke kiri » ikuti jalan aspal dan cor blok sambil lihat penunjuk arah ke Embung Batara Sriten dan Perbukitan Baturagung (Puncak Tertinggi Gunungkidul).
TIP AMAN MENUJU EMBUNG BATARA SRITEN
Tips Aman Menuju Embung Batara Sriten :
1. Lebih dianjurkan memakai motor bebek yang bukan matic. Motor khusus pria lebih bagus karena tenaganya yang kuat untuk menanjak.
2. Cek kendaraan dalam kondisi tidak rewel agar perjalanan kita lancar.
3. Jika kita berboncengan, waktu menemui tanjakan dengan sudut yang nyaris tegak lurus hendaknya orang yang membonceng turun saja agar tidak melorot motornya.
4. Lihat kondisi cuaca, kalau hujan dan jalanan licin sebaiknya perlahan lahan memacu kendaraan dan lebih tajam penglihatannya.
Selamat meluncur ke Embung Tertinggi di Gunungkidul ini. Jangan lupa setelah mencapai di puncaknya foto foto selfie dan apload ke media sosial. Nah, setelah selesai berwisata di embung di atas awan ini, ada baiknya kita berwisata kuliner di Gunungkidul.

PANTAI PARANGTRITIS Pantai Paling Terkenal di Yogyakarta

Pantai Parangtritis adalah tempat wisata terbaik untuk menikmati sunset sambil having fun menaklukkan gundukan pasir dengan ATV (All-terrain Vechile) ataupun menyusuri pantai dengan bendi dalam senja yang romantis.





Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Jogja dan mudah dicapai dengan transportasi umum yang beroperasi hingga pk 17.00 maupun kendaraan pribadi. Sore menjelang matahari terbenam adalah saat terbaik untuk mengunjungi pantai paling terkenal di Yogyakarta ini. Namun bila Anda tiba lebih cepat, tak ada salahnya untuk naik ke Tebing Gembirawati di belakang pantai ini. Dari sana kita bisa melihat seluruh area Pantai Parangtritis, laut selatan, hingga ke batas cakrawala.
kita akan memberitahu sebuah rahasia. Belum banyak orang tahu bahwa di sebelah timur tebing ini tersembunyi sebuah reruntuhan candi. Berbeda dengan candi lainnya yang terletak di daerah pegunungan, Candi Gembirawati hanya beberapa ratus meter dari bibir Pantai Parangtritis. Untuk menuju candi ini, kita bisa melewati jalan menanjak dekat Hotel Queen of the South lalu masuk ke jalan setapak ke arah barat sekitar 100 meter. Sayup-sayup gemuruh ombak laut selatan yang ganas bisa terdengar dari candi ini.
Pantai Parangtritis sangat lekat dengan legenda Ratu Kidul. Banyak orang Jawa percaya bahwa Pantai Parangtritis adalah gerbang kerajaan gaib Ratu Kidul yang menguasai laut selatan. Hotel Queen of the South adalah sebuah resort yang diberi nama sesuai legenda ini. Sayangnya resort ini sekarang sudah jarang buka padahal dulu memiliki pemandangan yang sanggup membuat kita menahan nafas.

Sunset yang Romantis di Parangtritis


Ketika matahari sudah condong ke barat dan cuaca cerah, tibalah saatnya untuk bersenang-senang. Meskipun pengunjung dilarang berenang, Pantai Parangtritis tidak kekurangan sarana untuk having fun. Di pinggir pantai ada persewaan ATV (All-terrain Vehicle), tarifnya sekitar Rp. 50.000 - 100.000 per setengah jam. Masukkan persneling-nya lalu lepas kopling sambil menarik gas. Brrrrooom, motor segala medan beroda 4 ini akan melesat membawa Anda melintasi gundukan pasir pantai.
Baiklah, ATV mungkin hanya cocok untuk mereka yang berjiwa petualang. Pilihan lain adalah bendi. Menyusuri permukaan pasir yang mulus disapu ombak dengan kereta kuda beroda 2 ini tak kalah menyenangkan. Bendi akan membawa kita ke ujung timur Pantai Parangtritis tempat gugusan karang begitu indah sehingga sering dijadikan spot pemotretan foto pre-wedding. Senja yang remang-remang dan bayangan matahari berwarna keemasan di permukaan air semakin membangkitkan suasana romantis.
Pantai Parangtritis juga menawarkan kegembiraan bagi mereka yang berwisata bersama keluarga. Bermain layang-layang bersama si kecil juga tak kalah menyenangkan. Angin laut yang kencang sangat membantu membuat layang-layang terbang tinggi, bahkan bila Anda belum pernah bermain layang-layang sekalipun.
Masih enggan untuk pulang walau matahari sudah terbenam? Tak lama lagi beberapa penjual jagung bakar akan menggelar tikar di pinggir pantai, kita bisa nongkrong di sana hingga larut malam. Masih juga belum mau pulang? Jangan khawatir, di Pantai Parangtritis tersedia puluhan losmen dan penginapan dengan harga yang terjangkau.

GUNUNG NGLANGGERAN Gunung Api Purba dengan 7 Keluarga

Gunung Nglanggeran adalah gunung api purba berbentuk bongkahan batu raksasa. Selain dapat menyaksikan sunset & sunrise yang mempesona serta gemerlap Jogja di malam hari, di Puncak Timur Nglanggeran juga terdapat misteri dusun dengan 7 kepala keluarga.






Menyaksikan mentari terbit dari puncak gunung merupakan satu kemewahan yang tidak semua orang bisa menikmatinya. Rute yang ekstrim, cuaca yang tidak menentu, perjalanan yang berat, serta jauhnya jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki menjadi penghalang utama bagi sebagian orang. Namun hal ini tidak berlaku di Gunung Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Hanya memakan waktu 1 hingga 1,5 jam pendakian, Anda akan tiba di puncak barat Gunung Nglanggeran, Gunung Gede. Pemandangan indah yang memanjakan mata pun menyambut. Sejauh mata memandang yang terlihat hamparan awan di ketinggian, jajaran gunung batu dengan bentuk yang unik, perkampungan warga, serta hijaunya sawah dan ladang. Saat senja menjelang, Kota Jogja akan terlihat laksana lautan kunang-kunang. Taburan cahaya bintang dan gemerlap lampu kota yang terlihat dari kejauhan menjadi pemandangan romantis bagi siapa saja yang berkemah di gunung ini.
Gunung Nglanggeran merupakan gunung api purba yang pernah aktif puluhan juta tahun lalu. Terletak di kawasan karst Baturagung, gunung yang litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik tua ini memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah kaldera ditengahnya. Saat ini Gunung Nglanggeran berupa deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan eksotik serta bentuk dan nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya, seperti Gunung 5 Jari, Gunung Kelir, dan Gunung Wayang.
Hari masih pagi tatkala kita menuju puncak timur Nglanggeran. Menurut pengelola, tempat ini merupakan spot terbaik untuk menikmat sunrise. Sayangnya saat kita tiba awan pekat enggan beranjak sehingga menutupi sinar mentari. Berhubung tidak bisa menyaksikan sunrise, kita pun memilih untuk mengunjungi rumah Mbah Redjodimulyo selaku sesepuh yang tinggal di Pucak Nglanggeran. Menurut Mbah Redjo, Dusun Tlogo Mardidho yang ada di Puncak Nglanggeran hanya boleh dihuni oleh 7 kepala keluarga. Jika kepala keluarga yang tinggal di dusun ini kurang atau lebih maka akan terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Hal ini bisa dilihat dengan keberadaan makam di Puncak Nglanggeran. Oleh karena itu, jika anak-anak mereka sudah berkeluarga maka keluarga baru tersebut harus meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.
Usai mengunjungi dusun dengan 7 kepala keluarga, kita pun kembali ke basecamp dan mencoba mendaki Gunung Gede. Berbeda dengan puncak timur yang masih bisa dicapai menggunakan sepeda motor, untuk mencapai Gunung Gede siapapun wajib tracking. Menyusuri jalan setapak dengan bukit batu di sisi kanan dan kiri jalan menjadi pengalaman mengasyikkan. Semakin ke atas, jalan semakin terjal. Beberapa tali dipasang guna memudahkan para pendaki. Belum usai menghela nafas, tantangan baru menghadang. Sebuah celah sempit nan curam dengan bukit batu di kanan dan kirinya menyambut. Lorong sempit yang agak gelap ini hanya bisa dilewati oleh satu orang. Sesaat setelah berhasil menaklukannya seorang kawan berujar, "Ini seperti di film 127 Hours, menegangkan tapi keren..."
Keterangan: Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran dikelola sepenuhnya oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran.

GUA RANCANG KENCONO Gua Bersejarah di Bawah Naungan Pohon Klumpit Raksasa

Gua Rancang Kencono merupakan gua yang sarat cerita mulai dari jaman prasejarah hingga masa-masa perjuangan Laskar Mataram. Sebuah pohon klumpit berusia ratusan tahun menjadi saksi bisu beragam kisah yang tercipta di gua ini.



Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang wilayahnya termasuk dalam Kawasan Karst Pegunungan Sewu dengan bentang alam yang unik. Selain fenomena di permukaan (eksokarst) yang berbentuk perbukitan karst, di Gunungkidul juga terdapat fenomena di bawah permukaan (endokarst) yang berbentuk sungai bawah tanah, lembah, telaga, hingga luweng dan gua. Karena itu tak heran jika Gunungkidul memiliki banyak gua yang tersebar di perut bumi. Salah satu gua yang bisa dimasuki siapa saja tanpa peralatan khusus adalah Gua Rancang Kencono yang terletak di Desa Wisata Bleberan.
Berdasarkan buku "Mozaik Pusaka Budaya Yogyakarta" yang disusun oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta, Gua Rancang Kencono merupakan gua purba sejajar dengan Gua Braholo yang terdapat di Kecamatan Rongkop, hal ini didasarkan pada penemuan artefak dan tulang belulang yang diperkirakan hidup pada ribuan tahun yang lalu. Gua yang mempunyai ruangan luas dan lapang dengan pohon klumpit (Terminalia edulis) yang diperkirakan sudah berusia lebih dari 2 abad ini pernah dijadikan sebagai tempat persembunyian dan pertemuan Laskar Mataram pada saat menyusun rencana untuk mengusir Belanda dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Karena digunakan untuk merancang strategi demi tujuan mulia maka gua ini dinamakan Gua Rancang Kencono.
Untuk memasuki Gua Rancang Kencono cukup menuruni tangga batu yang sudah dibangun sejak dulu. Sebatang pohon klumpit yang tingginya sudah melampaui atap gua menyambut dengan gagahnya. Lubang besar akibat lapuk terlihat di batang pohon menjadi penanda usianya yang sudah renta. Gua Rancang Kencono memiliki sebuah pelataran atau ruang yang luas dan bisa digunakan untuk mengadakan pertemuan. Stalaktit tampak menghiasi langit-langit gua, banyak diantaranya sudah mati sehingga tidak terlihat lagi air yang menetes. Di sebelah ruangan yang luas terdapat ruang kecil dan sempit serta gelap gulita. Untuk memasuki ruang ini kita harus melewati sebuah celah kecil dengan merunduk. Di dalam ruang yang sempit ini terdapat lukisan bendera merah putih serta kata-kata penyemangat yang ditujukan kepada para pejuang. Baru 10 menit di ruangan udara sudah terasa pengap, kembali ke pelataran pun menjadi pilihan.
Selain relung gua yang sempit dan gelap, di sisi lain juga terdapat lorong yang konon menghubungkan Gua Rancang Kencono dengan Air Terjun Sri Gethuk. Saat memasuki lorong tersebut kita harus berjalan jongkok bahkan sesekali merangkak karena langit-langitnya sangat pendek. Menurut pengelola, sebagian lorong tersebut telah runtuh sehingga tidak bisa ditelusuri. Saat malam menjelang, Gua Rancang Kencono yang disinari samar cahaya bulan terlihat mistis sekaligus eksotis. Redup cahaya bintang dan sinar lampu taman yang tidak terlalu benderang menjadi teman setia berbincang sambil menikmati secangkir wedang jahe. Derik serangga berpadu dengan desau angin menciptakan simfoni alam yang merdu dan mengiringi obrolan hingga larut malam.

Keterangan: Wisata Gua Rancang Kencono sepenuhnya dikelola oleh masyarakat Desa Wisata Bleberan. Untuk info kunjungan atau penggunaan bumi perkemahan di kompleks Gua Rancang Kencono

KALIBIRU Menikmati Perbukitan Menoreh yang Syahdu

Menunggu senja datang dari atas pohon pinus di hijaunya pegunungan Menoreh sambil memandang telaga di kejauhan. Udara segar dan suasana tenang menjadi pelepas ketegangan pikiran.

 
Sungguh ramah Pegunungan Menoreh sore itu, setelah satu jam berkendara dari Jogja, hawa dingin menyegarkan dipersembahkan kepada kami sebagai salam pembuka. Perasaaan yang sejak siang diburu hiruk pikuk jalanan kota mendadak tenang, tiba-tiba tentram. Tak ada motor berseliweran, jalanan lengang, halaman asri di rumah-rumah penduduk desa membuat kami ingin segera pindah ke sini. Melemparkan ingatan pada rumah masa kecil, rumah di kampung halaman yang kini menjadi kediaman bagi kenangan.
Kami ada di Kalibiru, sebuah desa di Pegunungan Menoreh yang menjadi pagar sisi barat Yogyakarta. Di pegunungan inilah 200 tahun silam Pangeran Diponegoro bersama pasukannya pernah berjuang melawan Belanda, sebelum akhirnya ditipu dan kemudian dibuang ke Sulawesi hingga akhir hayat. Kalibiru menjadi sebuah desa yang terkenal karena ekoturismenya. Hal itu tidak begitu saja terjadi, perlu berpuluh tahun mengembalikan keelokan Kalibiru yang sebelumnya sempat tandus karena aksi pembalakan hutan. Kini, berkat usaha penduduk menghutankan desa, wisata Kalibiru dapat menggerakkan perekonomian dan menjadi sumber penghidupan warga. Begitulah antara alam dan manusia, saling menghidupi.
Waktu paling tepat untuk datang ke Kalibiru adalah sore hari, saat matahari mulai ramah dan suasana menjadi sedikit melankolis. Di sini ada sebuah pohon pinus yang terletak di pinggir jurang, dari pohon inilah kita bisa bebas lepas memandang moleknya pegunungan menoreh. Maka, jangan ragu untuk meniti tangga gantung yang telah tersedia, duduklah dengan tenang di papan kayu yang telah terpasang, hiruplah segar udara pegunungan, hembuskan perlahan sambil menutup mata. Nikmati setiap detik yang merangkak karena waktu akan terasa sangat lambat berjalan. Sejenak lupakanlah kota, tinggalkan pikiran-pikiran tentang tugas yang menumpuk, nikmatilah pemandangan yang ada.
Dari atas papan kayu itu kita bisa melihat matahari yang hendak pulang dengan menunggang awan. kaki-kaki cahayanya menjangkau permukaan bumi yang mulai kekuningan, seolah setiap langkahnya meninggalkan warna keemasan. Sementara sebuah telaga yang tenang terlihat di kejauhan. Sebuah telaga yang tetap setia menjadi cermin untuk matahari mematut wajahnya, memantulkan pendar sinar yang berkilauan sepanjang siang. Di Kalibiru, segala kepenatan bisa hilang ditelan kesunyian. Senja telah berlalu, waktunya kami pulang dengan membawa kedamaian.

PEMANDIAN TIRTA BUDI Blue Lagoon-nya Sleman

   Sudah sejak berpuluh-puluh tahun silam, warga Desa Dalem, Widodomartani hidup berkelimpahan air. Tiga buah mata air yang tak pernah kering menjadi tumpuan hidup mereka, Sendang Wadon (putri), Belik Kluwih dan Sendang Lanang (putra). Ketiga sendang tersebut berada di daerah aliran Kali Tepus. Sendang Wadon yang merupakan tempat pemandian para wanita, berada di dalam sebuah bilik dan berupa kolam kecil. Sementara itu, Belik Kluwih dan Sendang Lanang hadir dalam bentuk pancuran dengan air yang berasal dari dinding tepi kali. Air Belik Kluwih berkumpul dan membentuk sebuah kedung, sementara itu Sendang Lanang membentuk kolam kecil. Kedung inilah yang akhirnya dijuluki sebagai Blue Lagoon.
Sebetulnya, nama resmi pemandian ini adalah Pemandian Tirta Budi. Namun, anak-anak muda sudah terlanjur mengenalnya dengan nama Blue Lagoon lantaran airnya yang jernih dan biru. Meskipun mungil dan jauh berbeda dengan Blue Lagoon yang ada di Iceland, pemandian ini tetap saja unik dan mampu menarik perhatian banyak orang. Sehingga tak heran bila pemandian ini jadi kondang seantero Jogja dan ramai dikunjungi terutama ketika akhir pekan dan hari libur.
Untuk mencapai Pemandian Tirta Budi ini tidaklah sulit. Jika kita datang dari arah Jogja kota, langsung saja arahkan kendaraan ke Jalan Kaliurang. Sesampainya di kilometer 13, kita akan menemukan pertigaan Jalan Raya Besi-Jangkang di sebelah kanan jalan. Belok dan ikuti saja jalan raya ini hingga sampai di Pasar Jangkang. Dari pertigaan Pasar Jangkang, ambil arah kanan sekitar 100 meter dan ikuti petunjuk arahnya. Maka kita akan sampai di Blue Lagoon ini.
Pada musim penghujan, kedung ini akan menyatu dengan aliran air Kali Tepus yang mengakibatkan efek birunya menghilang. Meskipun demikian, tak perlu berkecil hati, kita tetap bisa berwisata air di sini. Pinjam saja pelampung dan ban yang disewakan oleh Pokdarwis Blue Lagoon dan cobalah meluncur dari sebuah bendungan kecil di ujung kali. Menjajal terapi pijat dari pancuran tinggi di sebelah Sendang Lanang pun tak kalah menariknya. Arahkan punggung atau bagian tubuh lain yang terasa pegal dan biarkan air yang memancur memijat kita.
Lelah bermain air, menikmati nasi kucing dan teh hangat sambil bersantai di gazebo-gazebo bambu karya warga sekitar menjadi pilihan yang lebih menyenangkan dibandingkan langsung pulang. Suara gemericik air, suara cicit burung dan angin yang menggesek daun-daun bambu adalah melodi alam yang mungkin sudah jarang ditemukan. Jika beruntung, kita juga dapat melihat anak-anak kecil setempat "beratraksi" ketika menceburkan diri ke air. Mereka terkadang dengan spontan melakukan gerakan backflip dan tak jarang pula berenang sambil berlomba mencari dan mengambil kelereng yang dilemparkan ke dalam sungai.
Ketika berkunjung ke Blue Lagoon, sebenarnya tak hanya sensasi segarnya bermain air dan berwisata sungai saja yang dapat kita nikmati. Pasalnya, Desa Dalem yang kini juga dikenal dengan nama Desa Wisata Blue Lagoon ini pun memberi kesempatan kita untuk melihat lebih dekat kehidupan masyarakat di sekitarnya. Jadi, jika bosan dengan suasana kota, coba saja untuk live in di sini dan berbaur bersama warga. Tinggal di homestay, mencicipi sego wiwit, es dung-dung hingga belajar membatik pasti menyenangkan.

Translate

Search This Blog

gemblinkz. Powered by Blogger.